Manisnya Kesabaran Dan Keikhlasan.

Assalamu’alaikum,,,

Segelas air putih menemani penulis ketika membuat postingan ini. Pembaca diharapkan meresapi yang tertulis pada blog “Catatan Ringan Makhluk Biasa”, yang masih banyak perlu belajar lebih dalam tentang manisnya keimanan, keistiqomahan, dan menegakkan syariat-syariat islam di muka bumi ini. Terlihat pada judul postingan kali ini yaitu “Manisnya Kesabaran Dan Keihklasan” yang sangat mudah bila kita bahas melalui teori, dan begitu beratnya ketika kita harus menjalani dua kata-kata tersebut secara istiqomah. Sabar dan ikhlas sering kita dengar ketika cita-cita, musibah, tragedi, dan lain sebagainya menimpa seseorang. Ketika cita-cita seseorang tidak tercapai, ketika seseorang terkena musibah, ketika seseorang mengalami tragedi yang tak ia kehendaki, dan masih banyak lagi. Tapi pertanyaannya sekarang adalah, Apakah para pembaca atau bahkan saya sendiri sang penulis sudah mengaplikasikan “Sabar Dan Ikhlas”?

Sabar dan ikhlas adalah suatu sifat yang dapat meninggikan derajat seorang muslim, muslim yang mempunyai sifat “Sabar” tentu dapat mengatasi masalah dengan tidak terburu-buru, dengan hati yang tenang, serta dengan pikiran yang jernih, muslim yang memiliki sifat “Ikhlas” pun bila dihadapkan dengan suatu masalah maka ia akan selalu berusaha untuk berpikiran positif Sehingga suatu saat terjadi dialog antara seorang anak yang bertanya kepada sang ayah dengan polosnya.

Anak : Ayah, dapatkah ayah menjelaskan “Manisnya Kesabaran Dan Keikhlasan”?

Ayah : Dengan tersenyum sang ayah melihat anaknya, lalu berkata : sesungguhnya orang yang sabar dan ikhlas itu anakku, adalah salah satu orang yang disayang oleh Allah S.W.T, karena dengan kesabaran dan keikhlasannya itulah yang menjadi ketenangan dan ketentraman jiwa orang tersebut.

Lalu anak itu pun bertanya lagi.

Anak : Apakah kita juga termasuk orang-orang yang sabar dan ikhlas Ayah?

Ayah : Yang bisa menilai kita orang sabar dan ikhlas hanyalah Allah S.W.T dan orang lain anakku, kita tidak bisa memfonis diri kita sabar dan ikhlas dengan sendirinya.

Lalu anak itu pun hanya menganggukan kepala tanda ia telah paham apa yang ayahnya jelaskan. Dapatkah kita istiqomah dalam menjalani sifat “Sabar Dan Ikhlas”? Semua pilihan ada ditangan para pembaca sekalian, saya sang penulis hanya bisa memberikan sedikit informasi yang saya alami dan ketahui, sesungguhnya saya pun adalah “Makhluk Biasa” Allah S.W.T yang masih banyak memiliki kekurangan dalam kehidupan ini.

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online